Dalam khazanah mitologi Jawa, terdapat sosok makhluk halus yang cukup dikenal dan ditakuti, terutama oleh anak-anak, yaitu Wewe Gombel. Legenda tentang Wewe Gombel telah menjadi bagian dari cerita rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi di berbagai daerah di Pulau Jawa, membentuk imajinasi dan kepercayaan masyarakat.
Wewe Gombel digambarkan sebagai sosok wanita tua dengan payudara yang menjuntai panjang. Konon, ia adalah arwah penasaran seorang wanita yang dulunya disakiti atau diperlakukan tidak adil semasa hidupnya. Dalam banyak cerita, Wewe Gombel dikisahkan “beroperasi” di tempat-tempat sepi, pohon-pohon besar, atau bangunan kosong, terutama saat sore menjelang malam hari, menciptakan suasana mistis dan mencekam.
Kisah yang paling sering diceritakan mengenai Wewe Gombel adalah kemampuannya untuk menculik anak-anak kecil yang ditelantarkan, diabaikan, atau bahkan dimarahi oleh orang tuanya. Anehnya, anak-anak yang diculik ini tidak merasa takut, bahkan terkadang merasa nyaman dan betah bersamanya di tempat persembunyiannya yang misterius. Mereka akan dikembalikan setelah beberapa waktu, seringkali dalam keadaan linglung atau lupa waktu, meninggalkan pertanyaan dan spekulasi.
Meskipun tidak ada bukti konkret mengenai keberadaan Wewe Gombel, legenda ini diyakini memiliki fungsi sosial dan psikologis yang mendalam. Cerita tentang Wewe Gombel menjadi semacam “peringatan” bagi para orang tua untuk lebih memperhatikan dan menyayangi anak-anak mereka, serta tidak membiarkan mereka berkeliaran sendirian saat hari mulai gelap. Kisah ini merangkai nilai-nilai keluarga dan tanggung jawab dalam balutan misteri.
Di beberapa daerah, Wewe Gombel bahkan dikaitkan dengan fenomena anak-anak yang hilang dan kemudian ditemukan kembali dalam keadaan selamat namun kebingungan. Hal ini semakin memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan makhluk mitologi ini, menjadikannya bagian dari narasi sehari-hari.
Terlepas dari kebenarannya, kisah Wewe Gombel telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan mitologi Pulau Jawa. Ia adalah salah satu sosok ikonik yang mewarnai cerita rakyat dan terus diceritakan hingga kini, menjadi pengingat akan pentingnya kasih sayang dan perhatian dalam keluarga, serta kekayaan imajinasi masyarakat Jawa.