Kebakaran hebat melanda sebuah pabrik terbakar plastik di kawasan Kedamean, Gresik, Jawa Timur, pada Kamis (12/9/2024) siang. Api dengan cepat membesar dan melalap sebagian besar bangunan pabrik, menimbulkan kepulan asap hitam tebal yang membumbung tinggi ke udara. Kejadian ini sontak membuat warga sekitar panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Menurut informasi yang dihimpun dari lapangan, pabrik terbakar ini diduga bermula dari kebakaran lahan kosong di sekitar lokasi. Api kemudian merambat dengan cepat ke area pabrik yang berisi bahan-bahan mudah terbakar, seperti plastik dan bahan kimia lainnya. Kobaran api semakin membesar saat damkar baru sampai di lokasi kejadian.
“Info awal ada kebakaran ilalang. Lalu menjalar ke pabrik hingga terjadi kebakaran hebat,” kata Sakur, salah satu warga sekitar.
Petugas pemadam kebakaran (Damkar) dari Gresik dan wilayah sekitarnya segera dikerahkan untuk memadamkan api. Namun, besarnya kobaran api dan banyaknya bahan mudah terbakar membuat petugas Damkar kesulitan dalam melakukan pemadaman. Mencari titik utama api, agar kobaran api bisa cepat di padamkan dengan sempurna.
“Sampai saat ini masih belum padam. Jadi ada beberapa titik yang sudah padam, tapi karena itu (yang terbakar) bahan baku plastik, jadi masih menyala yang di belakang,” ujar Suyono, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Gresik.
Hingga malam hari, api masih belum berhasil dipadamkan sepenuhnya. Petugas Damkar terus berupaya melakukan pendinginan di lokasi pabrik terbakar untuk mencegah api kembali membesar. Akibat kebakaran ini, kerugian materi diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Pihak kepolisian dari Polres Gresik juga telah turun ke lokasi kejadian untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Mereka akan mencari tahu penyebab pasti kebakaran dan menghitung kerugian yang ditimbulkan.
“Kemungkinan percikan ilalang yang masih membawa api sampai ke pabrik hingga membesar,” tambah Suyono.
Kejadian pabrik terbakar ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat Gresik dan sekitarnya. Mereka berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan terhadap pabrik-pabrik yang berpotensi menimbulkan kebakaran.